Mata Pelajaran Informatika, Persiapan Menghadapi Masa Depan

Mata Pelajaran Informatika, Persiapan Menghadapi Masa Depan

Teknologi kian hari terus berkembang, dengan berbagai pembaruan dan sistemnya. Begitupun hari ini yang di mana teknologi tidak hanya bersifat alat mekanis semata, kita mengenal Artificial Intelligence, Metaverse, Cryptocurrency, dan yang lainnya. Bagaimana dengan masa depan ? Mata pelajaran informatika hadir untuk menjawab tantangan itu.

Kelahiran Mata Pelajaran Informatika

Pada awal kelahiran kurikulum 2013, sistem pendidikan kita mengalami perubahan wajah, khususnya di bidang penerapan Teknologi Informasi. Kebijakan untuk menghapus Mata Pelajaran TIK dan menggantinya dengan peran Guru TIK sebagai guru bimbingan. Pada dasarnya, perubahan kebijakan ini bersifat positif, di mana guru TIK memiliki peran yang lebih vital dan luas di bandingkan hanya sebagai guru Mata Pelajaran TIK saja.

Namun, polemik terjadi manakala satuan pendidikan salah menafsirkan kebijakan ini. Satuan pendidikan banyak yang keliru dalam menerapkan kebijakan, sehingga unsur TIK di sekolah memang malah benar-benar seperti di hapuskan. Sementara di sisi lain, publik tengah merasakan bahwa ada serangan hebat di sisi teknologi yang tengah mengancam putra-putri mereka.

Secara bertahap, Pemerintah mendengar situasi ini dan memberikan upaya solusi yang terbaik. Sampai pada akhirnya, tahun 2018 Informatika kembali lahir dengan wajah baru. Bahkan, di kurikulum merdeka, di bawah pimpinan Nadiem Makarim, Mata Pelajaran Informatika menjadi pelajaran wajib di setiap sekolah.


Tantangan Masa Depan

Di luar polemik yang di sebutkan di atas, keberadaan informatika sebagai mata pelajaran, adalah sebuah solusi dalam upaya menjawab tantangan masa depan. Teknologi berkembang pesat setidaknya dalam satu dekade terakhir. Generasi muda harus di persiapkan secara matang dalam menghadapi masa-masa yang akan datang.

Hal-hal baru turut lahir beriringan dengan perkembangan teknologi yang mungkin bagi sebagian kita masih seperti imajinasi semata. Pada akhirnya, di tengah ketidak siapan kita, kita terkaget-kaget dengan berbagai fenomena dan babak baru perkembangan teknologi.

Sebut saja teknologi NFT yang hanya dalam kurun waktu beberapa tahun saja sudah membuat kita tercengang dengan nilai fantastis dalam setiap transaksinya. Teknologi Non-Fungible Token pun sudah berhasil mengantarkan seorang pemuda biasa bernama Ghozali menjadi milyarder dalam waktu semalam saja.

Apa respon publik ? dalam kekagetan yang belum reda, publik mulai mencoba-coba peruntungan. Akan tetapi, kedangkalan pemahaman terkait konsep NFT ini malah menjadi bumerang yang berbalik menimbulkan kerugian. Belum fenomena lain seperti metaverse, atau kekhawatiran kita terhadap pengembangan teknologi Artificial Intelligence.


Sebuah Solusi

Mungkin sebagian dari kita masih ingat, bagaimana materi mata pelajaran TIK pada tahun 2004-2015, adalah seputar penggunaan komputer saja. Bahkan program yang di ajarkan pun, hanya seputar produk Microsoft dan beberapa produk berbayar lainnya. Sistem ini jelas tidak ideal, apa lagi jika di canangkan sebagai penyiapan generasi masa depan.

Informatika kini hadir tidak hanya berkutat soal teknis saja. Jauh dari itu, di sini putra-putri kita sudah mulai mempelajari konsep, program, dan bahkan cara berfikir yang bersifat komputasi.

Kemampuan dasar sebagai manusia yang bisa berfikir dengan kreatif, kritis serta fokus pada pemecahan masalah adalah kunci pengembangan teknologi saat ini. Dan Informatika mengajarkan serta melatih hal-hal tersebut. Maka, pada akhirnya, kita menyadari bahwa di masa depan, anak-anak kita tidak boleh hanya sekedar menjadi konsumen, mereka harus mengambil peran dalam menentukan wajah masa depan khususnya dalam bidang teknologi.


Mata Pelajaran Informatika

Berbeda dengan TIK yang hanya sekedar mengajarkan keterampilan teknis menggunakan komputer, Informatika hadir dengan materi yang lebih luas dan lebih mendasar. Bukan hanya keterampilan teknis dalam menggunakan komputer, informatika juga mengajarkan keterampilan berfikir dan kecakapan untuk beradaptasi di era kemajuan teknologi.

Berdasarkan panduan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dasar dari konten informatika ini adalah Computational Thinking. Berfikir komputasi atau Computational Thinking menjadi modal dan langkah awal penting sebelum menggunakan komputer sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.

Setelah itu, kemudian Computational Thinking menopang setidaknya 5 keterampilan dasar dalam mengoperasikan komputer, yaitu Sistem Komputer (SK), Jaringan Komputer dan Internet (JKI), Analisis Data (AD), Algoritma dan Pemrograman (AP), serta Dampak Sosial Informatika (DSI).

Jurnal IT - Informatika

Sambil memahami semua materi-materi tersebut, peserta didik juga di latih untuk menerapkan keterampilan informatika tersebut dalam aktifitas sehari-harinya. Praktik Lintas Bidang menjadi sarana untuk menerapkan keterampilan tersebut dalam bidang atau mata pelajaran lain.

Tantangan

Dalam pelaksanaannya, para pengajar informatika menghadapi beberapa tantangan. Pertama, dari mereka yang berpikiran kolot dan jadul. Bagi mereka, informatika tidak ubahnya seperti TIK hanya pelajaran seputar mengetik, print, dan slide. Pada akhirnya, jika mereka memegang kebijakan, maka pengajar informatika akan mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam melakukan pembelajaran.

Pemikiran seperti ini harus di akhiri agar generasi masa depan tidak menjadi korban. Karena dengan pemikiran demikian, peserta didik akan di “program” hanya sebagai user dan konsumen. Lebih bahaya lagi, jika generasi ini akan berakhir dengan keterampilan yang tidak bermanfaat dan kesia-siaan sebab tergantikannya tenaga teknis oleh komputer dan robotik.

Tantangan yang kedua berasal dari generasi muda itu sendiri. Bagaimana kita lihat anak-anak sejak usia dini sudah mulai menggunakan komputer. Tanpa pendampingan dan penguasaan konsep di awal, tentu ini adalah sebuah fenomena yang sangat berbahaya. Anak-anak notabene belum bisa memilah informasi, belum matang dalam mengambil sikap dan keputusan, serta tentu bahaya kesehatan yang mengancam ketika penggunaan perangkat terjadi secara berlebihan.

Informatika mesti menyeimbangkan kedua tantangan ini, sehingga keberadaannya menjadi solusi yang benar-benar mencerahkan.

Kesimpulan

Mata Pelajaran Informatika adalah langkah awal dalam rangka perbaikan dan persiapan menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Tentu dengan berbagai tantangan, kondisi, dan dukungan, kita berharap anak-anak kita yang akan hidup di masa yang akan datang bisa hidup dengan kondisi ideal.

Teknologi adalah alat yang keberadaannya bisa memiliki nilai manfaat atau bahkan sebaliknya bisa menimbulkan kerugian. Agar teknologi bisa memberikan nilai manfaat sebesar-besarnya, maka kita mesti mempelajari konsep dan fungsi dalam mengoperasikan teknologi tersebut.

 

Your email address will not be published. Required fields are marked *

div#stuning-header .dfd-stuning-header-bg-container {background-size: initial;background-position: top center;background-attachment: initial;background-repeat: initial;}#stuning-header div.page-title-inner {min-height: 650px;}#main-content .dfd-content-wrap {margin: 0px;} #main-content .dfd-content-wrap > article {padding: 0px;}@media only screen and (min-width: 1101px) {#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars {padding: 0 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars > #main-content > .dfd-content-wrap:first-child {border-top: 0px solid transparent; border-bottom: 0px solid transparent;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width #right-sidebar,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width #right-sidebar {padding-top: 0px;padding-bottom: 0px;}#layout.dfd-portfolio-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel,#layout.dfd-gallery-loop > .row.full-width > .blog-section.no-sidebars .sort-panel {margin-left: -0px;margin-right: -0px;}}#layout .dfd-content-wrap.layout-side-image,#layout > .row.full-width .dfd-content-wrap.layout-side-image {margin-left: 0;margin-right: 0;}